2 Jan 2014

[Download MP3] Nikmatul Islam - Al Ustadz 'Afifuddin



Dalam islam kehidupan yang baik dan hakiki adalah ketentraman hati, kedamaian jiwa. Bukan segala sesuatu yang dinilai materi. Sangat jauh berbeda seseorang yang punya iman dan orang yang tidak punya iman.

Mereka yang beriman jika mendapat musibah, lisannya mengucapkan innalillahi wa inna ilaihi roji'un. Tidak ada caci maki, umpatan, seruan-seruan jahiliyah, ekspresi maupun tindakan yang buruk. Yang ada kesabaran, keridhoan, dan percaya bahwa ada hikmah di balik peristiwa yang dialami, insya Allah ta'ala.

Sementara orang yang tidak memiliki iman, jika mendapat musibah adalah perasaan gundah gulana, kesedihan, kemarahan yang menggunung. Muncul ucapan, tindakan, yang menunjukkan ketidaksabaran kepada Allaah. Hanya orang yang berislam dan beriman, serta senantiasa mengasah imannya dengan beramal sholih kepada Allah tabaroka wa ta ala yang memiliki ketentraman jiwa, dan ketenangan dalam hidup.

Kenikmatan-kenikmatan yang akan diraih oleh orang-orang yang berislam/ bertauhid.

QS. Al An'am ayat 82 ~ orang-orang yang beriman dan mereka tidak mencampuri imannya dengan kedzoliman yakni dengan kesyirikan. Mereka adalah orang-orang yang mendapat hidayah mereka akan mendapat rasa aman di dunia ini dan rasa aman di akhirat nanti (hayatan thoyyiba). Orang yang beriman akan mendapat ketenangan saat orang-orang lain merasa ketakutan yang amat besar di padang mahsyar, di yaumul qiyamah. Dengan syarat:  mereka tidak melakukan kedzoliman besar (yakni kesyirikan) saat di dunia. Mereka juga bertakwa, beramal sholih, dan meninggalkan larangan-laranganNya, bukan semata-mata berislam saja. Sehingga mereka akan diselamatkan dari neraka.

Masih banyak orang yang mengaku berislam, namun masih berbuat penyimpangan, melakukan praktek kesyirikan, dan perbuatan dosa lainnya. Maka dari itu kita harus meningkatkan keislaman dan keimanan kita. Perjuangan masih panjang, kita masih harus banyak belajar Islam, banyak beramal sholih, dan menghindari penyimpangan. Kadar keimanan dan ketakwaan pun harus senantiasa dipupuk.

Kaum muslim dibagi menjadi 3 tingkatan. Dalam Al Quranul karim disebutkan.

1. Orang yang mendzolimi dirinya sendiri ~ muslimin yang beribadah namun juga melakukan kemungkaran/ kemaksiatan. Kadang meninggalkan kewajiban, kadang melakukan keharoman. Bercampur antara ibadahnya dengan dosa-dosanya kepada Allaah Ta ala. Masih suka melalaikan ibadah, dan menerjang larangan agama.

2. Orang  yang melaksanakan kewajiban agama namun jarang melakukan hal-hal yang sunnah dalam agama~ ia meninggalkan larangan-larangan agama dan melakukan perintah kewajiban agama, namun sebatas itu sehingga kadang jatuh dalam hal-hal yang makruh.

3. Orang yang melakukan ibadah, menjauhi laranganNya, mengerjakan sunnah, serta menjauhi yang makruh. Ia berlomba-lomba beramal sholih (fastabiqul khoirot). Inilah tingkatan yang paling tinggi dari muslimin.
Maka sebagai nikmat dan rasa syukur kita kepada Allaah yang telah menakdirkan menjadi seorang muslim, kita harus semangat dalam mengasah keislaman kita, mumpung kita masih hidup. Kita harus rajin belajar, rajin beramal, menundukkan hawa nafsu kita, dan bersabar dengan keadaan kita.

Nikmat hidayah Islam adalah nikmat terbesar/ paling agung yang Allaah karuniakan kepada kita. Dan musibah terbesar adalah kesesatan. Maka dari itu mari kita bersyukur dan semakin memperbaiki diri sebagai seorang muslim yang bertakwa kepada Allah tabaraka wa ta'ala.

Faidah Ta'lim Al Ustadz Afifuddin
Bojonegoro, 30 Shafar 1435H [Kamis, 2-1-2014]

---
Link Download MP3

0 komentar:

Posting Komentar

Penerimaan Santri Baru Angkatan ke 6 Tahun 1438 H / 1439 H / 2017 M

Ma'had Asy Syari'ah

Ma'had Asy Syari'ah
Jl. Bata Putih RT 30 RW X Sumberarum,
Kec. Dander, Bojonegoro 62171

Kontak:
Abu Laila - 0856-4658-0117 / 0852-3163-6607

Arsip